Hasil penelitian terbaru menyatakan Gula mampu meningkatkan efisiensi obat. Bahan kimia yang ada pada gula secara sederhana memiliki kemampuan untuk menambah atau menghentikan tindakan pengobatan.
Penelitian baru ini dilakukan oleh peneliti yang bekerja sama dengan University of Wisconsin-Madison (UWM) School of Medicine. Tim mendapat inspirasi dari hasil pengamatan bahwa permukaan sel dan molekul biologis aktif lainnya yang terdapat di dalam gula memiliki dasar pada sebuah struktur.
Menariknya, gula ini tidak digunakan untuk menyimpan energi (yang biasa digunakan dalam tubuh), melainkan digunakan untuk mengatur proses seperti kekebalan, penularan dan peradangan. Hal ini membuat para ilmuwan berpikir bahwa molekul tersebut mungkin juga berguna selama pemberian obat kepada pasien.
Profesor ilmu farmasi dari UMW, Jon Thorson memahami bagaimana proses gula untuk menempel dan fungsi pada tubuh manusia. Dia juga percaya bahwa bidang penelitian farmasi akan berkembang berkat terobosan besar dari penemuan ini.
"Kandungan kimia pada gula memang sulit dipahami, jadi kami telah melakukan penelitian dengan metode untuk membuatnya lebih akrab dengan pengguna," kata peneliti dalam sebuah makalah yang telah diterbitkan pada situs online ilmu kimia yaitu journal Nature Chemical Biology.
Thorson melakukan investigasi baru ini bersama rekanya dari UMW yaitu Richard Gantt dan Pauline Peltier, mereka mengembangkan metode untuk memindahkan molekul gula dari molekul pembawanya. Kemudian molekul gula tersebut digunakan untuk ditambahkan ke obat yang ada, atau berbagai bahan kimia lainnya. Menariknya, molekul yang mampu menerima perubahan warna gula, memberikan mekanisme timbal balik yang memungkinkan para peneliti mengetahui jika prosedur tersebut telah selesai dengan sukses.
"Satu molekul dapat ditempatkan pada 1.000 jenis obat pada piring dan memberitahu selesainya proses kimia dengan berbagai warna yang muncul setelah menerima tambahan gula. Temuan ini sangat penting bagi para ilmuwan dalam mengembangkan obat baru terhadap berbagai penyakit," jelas Thorson, seperti dikutip Softpedia. source
Penelitian baru ini dilakukan oleh peneliti yang bekerja sama dengan University of Wisconsin-Madison (UWM) School of Medicine. Tim mendapat inspirasi dari hasil pengamatan bahwa permukaan sel dan molekul biologis aktif lainnya yang terdapat di dalam gula memiliki dasar pada sebuah struktur.
Menariknya, gula ini tidak digunakan untuk menyimpan energi (yang biasa digunakan dalam tubuh), melainkan digunakan untuk mengatur proses seperti kekebalan, penularan dan peradangan. Hal ini membuat para ilmuwan berpikir bahwa molekul tersebut mungkin juga berguna selama pemberian obat kepada pasien.
Profesor ilmu farmasi dari UMW, Jon Thorson memahami bagaimana proses gula untuk menempel dan fungsi pada tubuh manusia. Dia juga percaya bahwa bidang penelitian farmasi akan berkembang berkat terobosan besar dari penemuan ini.
"Kandungan kimia pada gula memang sulit dipahami, jadi kami telah melakukan penelitian dengan metode untuk membuatnya lebih akrab dengan pengguna," kata peneliti dalam sebuah makalah yang telah diterbitkan pada situs online ilmu kimia yaitu journal Nature Chemical Biology.
Thorson melakukan investigasi baru ini bersama rekanya dari UMW yaitu Richard Gantt dan Pauline Peltier, mereka mengembangkan metode untuk memindahkan molekul gula dari molekul pembawanya. Kemudian molekul gula tersebut digunakan untuk ditambahkan ke obat yang ada, atau berbagai bahan kimia lainnya. Menariknya, molekul yang mampu menerima perubahan warna gula, memberikan mekanisme timbal balik yang memungkinkan para peneliti mengetahui jika prosedur tersebut telah selesai dengan sukses.
"Satu molekul dapat ditempatkan pada 1.000 jenis obat pada piring dan memberitahu selesainya proses kimia dengan berbagai warna yang muncul setelah menerima tambahan gula. Temuan ini sangat penting bagi para ilmuwan dalam mengembangkan obat baru terhadap berbagai penyakit," jelas Thorson, seperti dikutip Softpedia. source
No comments:
Post a Comment