Sukabumi terkenal kaya dengan wisata alamnya. Mulai dari pantai hingga pegunungannya. Salah satu wisata alam yang mulai dikelola dengan baik adalah Curug Cikaso. Air terjun dengan ketinggian hampir 80 meter ini terdiri dari 3 air terjun dan lebar tebingnya hampir 100 meter.
Berada di kampung Ciniti, kelurahan Cibitung, kecamatan Cibitung-Jampang Kulon. Untuk mencapainya selain berjalan kaki menyusuri pematang sawah, dapat juga menggunakan perahu motor.
Biasanya para tamu setelah melapor ke loket tiket masuk, disodorkan dua buah tiket Rp2.000, per orang, dan satu paket perahu motor Rp80 ribu untuk pergi pulang. Satu perahu berkapasitas maksimal 10 orang. Perahu motor tersebut akan menunggu para pengunjung selama tiga jam.
Setelah membayar tiket masuk, pengunjung langsung naik perahu yang sudah siap di bantaran sungai. Kemudian perahu langsung berjalan melewati sungai Cikaso selama lima menit lalu masuk ke anak sungai Cikaso yang dialiri air dari air terjun.
Kemudian pengunjung diturunkan di bantaran sungai dan masuk ke dalam area air terjun. Dari jauh sudah terdengar deburan limpahan air yang terjun dari ketinggian. Sebentar saja berjalan, terpampanglah lukisan alam nan cantik.
Air terjun Cikaso terbentang nan megah dengan deburan airnya yang berwarna putih melewati tiga buah air terjunnya. Dihiasi bebatuan besar di kiri dan kanannya serta pepohonan menambah keasrian alam curug ini. Masing-masing air terjun mempunyai nama masing. Yang kiri bernama Curug Asepan, tengah bernama Curug Meong dan kanan bernama Curug Aki.
Di sana sudah terdapat empat warung makan, sebuah warung suvenir yang menjajakan kaus-kaus bertuliskan dan bergambar Curug Cikaso serta dua buah toilet. Para pengunjung banyak yang asik berfoto ria sambil berenang atau sekedar main air sambil duduk di bebatuan. Tidak sedikit remaja yang berani berenang di pinggiran air terjun untuk sekedar mencapai batu-batu besar.
Sayang masih banyak, keindahan curug ini agak terganggu dengan banyaknya sampah-sampah yang terkumpul di pinggiran air terjun. Belum lagi sampah-sampah yang dibawa pengunjung di area sekitar warung-warung. Apalagi tidak nampak satu tempat sampah pun disediakan di sana.
Peringatan soal keamanan juga belum ada, hingga banyak pengunjung yang asyik berenang tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri.
Padahal tumpahan air terjun ini, kabarnya membentuk jeram yang kuat dan dasar sungai mencapai kedalaman 30 meter. Mungkin sebaiknya diberi pembatas daerah aman di sekitar air terjun agar resiko kecelakaan bagi pengununjung dapat diminimalisir.
Curug Cikaso sebenarnya bernama Curug Ciniti, sesuai nama kampung wilayah tersebut, namun karena melewati aliran sungai Cikaso, maka masyarakat lebih banyak menyebutnya dengan nama Curug Cikaso.
Pengemasan wisata air terjun ini sangatlah menarik, mulai dari naik perahu sampai menikmati keindahan air terjunnya.
Tinggal bagaimana menjaga kebersihan dan kenyamanannya. Hal itu tidak hanya tanggung jawab pengelola dan pemda setempat tetapi juga diperlukan kesadaran para wisatawan yang datang, sehingga keindahan Air terjun ini dapat terjaga dan tetap lestari.
Berada di kampung Ciniti, kelurahan Cibitung, kecamatan Cibitung-Jampang Kulon. Untuk mencapainya selain berjalan kaki menyusuri pematang sawah, dapat juga menggunakan perahu motor.
Biasanya para tamu setelah melapor ke loket tiket masuk, disodorkan dua buah tiket Rp2.000, per orang, dan satu paket perahu motor Rp80 ribu untuk pergi pulang. Satu perahu berkapasitas maksimal 10 orang. Perahu motor tersebut akan menunggu para pengunjung selama tiga jam.
Setelah membayar tiket masuk, pengunjung langsung naik perahu yang sudah siap di bantaran sungai. Kemudian perahu langsung berjalan melewati sungai Cikaso selama lima menit lalu masuk ke anak sungai Cikaso yang dialiri air dari air terjun.
Kemudian pengunjung diturunkan di bantaran sungai dan masuk ke dalam area air terjun. Dari jauh sudah terdengar deburan limpahan air yang terjun dari ketinggian. Sebentar saja berjalan, terpampanglah lukisan alam nan cantik.
Air terjun Cikaso terbentang nan megah dengan deburan airnya yang berwarna putih melewati tiga buah air terjunnya. Dihiasi bebatuan besar di kiri dan kanannya serta pepohonan menambah keasrian alam curug ini. Masing-masing air terjun mempunyai nama masing. Yang kiri bernama Curug Asepan, tengah bernama Curug Meong dan kanan bernama Curug Aki.
Di sana sudah terdapat empat warung makan, sebuah warung suvenir yang menjajakan kaus-kaus bertuliskan dan bergambar Curug Cikaso serta dua buah toilet. Para pengunjung banyak yang asik berfoto ria sambil berenang atau sekedar main air sambil duduk di bebatuan. Tidak sedikit remaja yang berani berenang di pinggiran air terjun untuk sekedar mencapai batu-batu besar.
Sayang masih banyak, keindahan curug ini agak terganggu dengan banyaknya sampah-sampah yang terkumpul di pinggiran air terjun. Belum lagi sampah-sampah yang dibawa pengunjung di area sekitar warung-warung. Apalagi tidak nampak satu tempat sampah pun disediakan di sana.
Peringatan soal keamanan juga belum ada, hingga banyak pengunjung yang asyik berenang tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri.
Padahal tumpahan air terjun ini, kabarnya membentuk jeram yang kuat dan dasar sungai mencapai kedalaman 30 meter. Mungkin sebaiknya diberi pembatas daerah aman di sekitar air terjun agar resiko kecelakaan bagi pengununjung dapat diminimalisir.
Curug Cikaso sebenarnya bernama Curug Ciniti, sesuai nama kampung wilayah tersebut, namun karena melewati aliran sungai Cikaso, maka masyarakat lebih banyak menyebutnya dengan nama Curug Cikaso.
Pengemasan wisata air terjun ini sangatlah menarik, mulai dari naik perahu sampai menikmati keindahan air terjunnya.
Tinggal bagaimana menjaga kebersihan dan kenyamanannya. Hal itu tidak hanya tanggung jawab pengelola dan pemda setempat tetapi juga diperlukan kesadaran para wisatawan yang datang, sehingga keindahan Air terjun ini dapat terjaga dan tetap lestari.