The moon episode 3 yang di korea ditayangkan pada tanggal 3 Januari 2012, menurutku adalah episode yang bukan buat Yang Myeong banget, karena dia harus melihat Yeon Woo dan Hwon. Kesian Yang Myeong.
Salah seorang pengawal istana tanpa sengaja membuat Hwon terjatuh. Ia langsung hendak ditangkap. Namun Hwon menyuruh anak buahnya melepaskan orang itu.
Bo Kyung bertanya pada Yeon Woo, kenapa dia datang ke istana, tapi bukannya menjawab, Yoen Woo malah balik bertanya, dan itu membuat Bo Kyung kesal.
Setelah melihat Yeon Woo dan Bo Kyung, Nok Young langsung masuk ke istana untuk menemui Ibu Suri. Ibu Suri meminta Nok Yung untuk melihat dan memberitahunya tentang masa depan dua gadis yang akan menjadi teman belajar Putri Min Hwa, apakah ada diantara mereka yang akan menjadi Ratu mendampingi Putra Mahkota Hwon. Nok Young terkejut mendengar permintaan Ibu Suri.
Dayang meminta Bo Kyung dan Yeon Woo menunggu di satu ruangan. Mereka duduk berjauhan dengan kaku. Yeon Woo berusaha ramah dan mengajak Bo Kyung berteman. Bo Kyung teringat perkataan Dae Hyeong. "Kau tidak boleh memiliki musuh di istana. Walaupun dia memang musuh, kau tidak boleh memperlihatkan wajahmu yang sebenarnya. Kau tidak boleh mudah mempercayai orang lain dan jangan biarkan orang lain tahu apa yang sedang kau pikirkan."
Bo Kyung mencoba tersenyum ramah pada Yeon Woo dan setuju untuk berteman baik. Yeon Woo sangat senang dan meraih tangan Bo Kyung. Tapi ketika Yeon Woo tidak melihat, Bo Kyung cemberut dan muak dengan sentuhan tangan Yeon Woo.
Dalam pot pemberian Yeon Woo akhirnya tumbuh sebuah tanaman kecil. Hwon terus melihatnya, Hwon kesal dan sangat tidak sabar. Dia kesal kenapa tanaman dari Yoen Woo itu lama sekali tumbuhnya. Hwon bertanya-tanya tamanan apa itu, tiba-tiba keluar ide untuk menanyakan langsung semuanya pada Yeon Woo.
Beberapa saat kemudian, kasim datang. Ia melaporkan pada Hwon bahwa Yeon Woo menjadi salah satu teman belajar Min Hwa. Hwon senang mendengarnya. Hwon meminta Kasim Hyung Sun melakukan sesuatu untuknya, Namun kasim menolak, "Tidak, Pangeran!!" Hwon mencengkeram tangan kasimnya erat. Hwon memaksa kasim untuk menurutinya, dan akhirnya kasimpun mengikuti apa yang diinginkan Hwon.
Kasim menitipkan surat Hwon untuk Yeon Woo pada seorang dayang. Dalam surat itu Hwon menulis.
"Sejak mengetahui kedatanganmu ke istana, aku menjadi tidak bisa tidur setiap malam. Aku menanti saat pertemuan kita."
Ratu memberi sedikit wejangan untuk Bo Kyung dan Yeon Woo. Tidak lama kemudian, Min Hwa masuk. Min Hwa pun langsungbertanya diantara Bo Kyung dan Yeon Woo siapa yang merupakan adik Guru Heo. Yeon Woo pun langsung mengatakan kalau dialah orangnya. Min Hwa langsung memuji kecantikan Yeon Woo, dia bilang tak jauh beda dengan kakaknya. Mendengar semua itu Bo Kyung tidak suka, diapun menatap benci pada Yeon Woo. Min Hwa lalu memberikan sebuah hadiah untuk Yeon Woo. Yeon Woo menolak tapi Min Hwa tetap memaksa.
Bo Kyung dan Yeon Woo diantar untuk menyapa Ibu Suri. Ibu Suri terlihat sangat menyukai keduanya. Diam-diam, Nok Young mengamati mereka dari balik pintu.
Yang Myeong akhirnya kembali ke istana. Hwon sangat senang melihatnya dan langsung berlari memeluk. Hwon mengajak Yang Myeong bermain sepak bola. Ia satu tim dengan Yang Myeong dan Yeom di tim biru, sementara di tim merah ada Woon. Sebelum memulai pertandingan, Yang Myeong, Yeom dan Woon saling menautkan kepalan tangan mereka. Hwon bingung, dan bertanya pakah mereka bertiga saling mengenal. Dan Yang Myeong menjelaskan kalau mereka bertiga bersahabat dan belajar bersama.
Tiba-tiba Hwon tertawa, dia ingat saat dia berbohong pada Yeon Woo dengan mengatakan Woon sebagai kakaknya. Hwon berkata pada Woon, “Kau hampir saja menjadi kakakku”. Woon, Yang Myeong dan Yeom bingung mendengarnya.
Di sisi lain, Yeon Woo, Min Hwa dan Bo Kyung menyulam bersama. Di kotak sulam Yeon Woo ditemukan sebuah surat. Ia segera membuka dan membacanya. Yeon Woo masih berpikir kalau Hwon marah padanya. Jadi 'surat cinta' kiriman Hwon, dibaca oleh Yeon Woo menjadi 'surat ancaman'.
Bo Kyung melihatnya dan bertanya. Tapi Yeon Woo cepat-cepat menyembunyikannya.
Karena merasa bosan Min Hwa mengajak Yeon Woo bermain di luar. Min Hwa menarik tangan Yeon Woo dan mengajaknya keluar, meninggalkan Bo Kyung seorang diri. Setelah kamar kosong, diam-diam Bo Kyung membaca surat dari Hwon.
Saat itu, Bo Kyung sama sekali tidak tahu kalau Lee Hwon adalah Putra Mahkota.
Kasim datang untuk menjemput Yeon Woo. Yeon Woo ketakutan dan berbohong dengan mengatakan kalau dia bukanlah orang yang dimaksud.
Tidak sengaja, Min Hwa melihat kasim Hyung Sun dan mencari tahu dimana keberadaan Yeom. kasim keceplosan dan mengatakan kalau Yeom sedang bermain sepak bola bersama Hwon.
Min Hwa menarik Yeon Woo untuk menonton pertandingan sepak bola di lapangan. Min Hwa asik menonton Yeom, sementara Yeon Woo terpana melihat Hwon. Hwon bermain dengan sangat bersemangat.
Ibu Suri bertanya pada Nok Young, siapakah diantara kedua gadis yang akan menjadi Ratu. Nok Young menjawab bahwa putri Dae Hyeong-lah yang tidak lama lagi akan menjadi penghuni kamar Ratu. Ibu Suri tersenyum puas.
"Takdir adalah lelucon." pikir Nok Young dalam hati ketika meninggalkan ruangan Ibu Suri. "Yang satu pantas menjadi Ratu, namun tidak bisa menempati kamar Ratu. Walaupun yang satunya lagi tidak pantas menjadi Ratu, namun ia malah bisa menempati kamar Ratu. Dua bulan... dua matahari... dan juga... aroma kematian..."
Salah seorang pengawal istana tanpa sengaja membuat Hwon terjatuh. Ia langsung hendak ditangkap. Namun Hwon menyuruh anak buahnya melepaskan orang itu.
"Pertandingan ini ditentukan oleh kemenangan!" seru Hwon pada semua orang di lapangan. "Jika ada yang sengaja memberiku bola atau memberikan jalan padaku atau mengalah padaku... aku akan menghukum mereka! Apa kalian dengar?!"
Hwon dan yang lainnya kembali bermain bola. Yang Myeong tersenyum melihat Yeon Woo. Namun pandangan Yeon Woo tertuju ke tempat lain, yakni Hwon. Yang Myeong terlihat terpukul.
"Aku tidak peduli jika semua orang akan menjadi bawahan Putra Mahkota." ujar Yang Myeong dalam hati. "Selama kau, Yeon Woo, adalah milikku."
Sekembalinya ke ruangan, Min Hwa berpapasan dengan Raja dan para pejabatnya. Min Hwa mengatakan pada ayahnya bahwa ia sangat menyukai Yeon Woo. Raja menanyakan sesuatu pada Yeon Woo dan Bo Kyung. Yeon Woo-lah yang bisa menjawab dengan benar. Raja berpesan agar segala urusan dalam istana tidak dibawa-bawa keluar.
Yang Myeong menyapa Raja di ruangannya. Seperti biasa, Raja bersikap sangat dingin padanya. Ia berniat meminta sesuatu pada Raja. Yang Myeong menyukai seorang gadis. Dia ingin hidup bersamanya bagaimanapun caranya. Jika Yang Mulia sudah menyiapkan pernikahannya, dia juga memohon agar Yang Mulia memikirkan perasaannya. Ini pertama kalinya dia meminta sesuatu dari Yang Mulia, dan mungkin juga akan menjadi yang terakhir.
Raja bertanya dari keluarga mana dia. Yang Myeong sangat terkejut, tidak menyangka kalau Raja akan menanggapi permintaannya. Yang Myeong mengatakan kalau gadis itu adalah Heo Yeon Woo. Mendengar itu Raja berkata akan mempertimbangkan semuanya. Yang Myeong benar-benar terkejut hingga tidak bisa berkata-kata. Yang Myeong keluar ruangan Raja dengan ekspresi bahagia.
Di dalam ruangan, ekspresi raja melembut. "Anak bodoh." gumamnya. "Aku hanya mengatakan agar kau berhati-hati jika ingin masuk ke istana. Aku tidak pernah melarangmu untuk datang."
Keluarga Heo terlibat perbincangan akrab malam itu. Ayah Yeon Woo memuji putrinya sebagai putri terbaik di dunia. Ibu Yeon Woo juga tidak mau kalah. Ia memuji Yeom sebagai putra terbaik di dunia.
Yeon Woo menemui Seol ketika Seol sedang berlatih pedang kayu. Yeon Woo bertanya pada Seol mengenai surat Hwon. Tapi Seol malah menakut-nakuti Yeon Woo dengan mengatakan itu adalah surat ancaman dan mengajak bertengkar.
Yeon Woo berjalan di halaman. Lagi-lagi bayangan Hwon muncul di hadapannya. Hwon sedang tersenyum memandang bulan.
"Apa kau berpikir kalau aku mengancammu?" tanya Hwon.
"Kau tidak mengancamku?" Yeon Woo bertanya balik.
"Bagaimana menurutmu?"
"Jika aku menjawab tidak, apakah tetap akan mengirim orang untuk menemuiku?" tanya Yeon Woo.
"Lalu, apakah kau mau bertemu denganku?" tanya Hwon.
"Kurasa, akan sangat menyenangkan jika kita bisa bertemu lagi." jawab Yeon Woo seraya menunduk malu. "Apa kau akan mengirim orang lagi?"
Yeon Woo mendongak, namun bayangan Hwon sudah menghilang.
Dae Hyeong berpikir keras di ruangannya. Ia merasa kalau Yeon Woo akan menjadi ancaman dan halangan bagi jalan Bo Kyung untuk menjadi Ratu. Bo Kyung masuk ke dalam ruangan. Bo Kyung mengatakan kalau Putri Min Hwa suka pada Yeon Woo dikarenakan Yeon Woo adalah adik Guru Hae, dan Putri jatuh cinta pada Guru Hae. Bo Kyung juga mengatakan kalau Yeon Woo mendapatkan surat dari seserang yang bernama Kee Hwon. Dae Hyeong terkejut mendengarnya. Malam itu pula Bo Kyung meminta bantuan ayahnya agar ia bisa tinggal di istana.
Keesokkan harinya, Dae Hyeong langsung melaporkan informasi tersebut pada Ibu Suri. Ibu Suri menanggapinya dengan tenang, tapi Dae Hyeong mengatakan kalau Raja memiliki rencana untuk menyingkirkan keluarga Ratu dengan memasukkan kakak dan adik Heo ke dalam istana. Dae Hyeong minta Ibu Suri bertindak.
Bo Kyung berjalan masuk ke dalam istana. Mendadak, Kasim muncul dan mengajaknya bertemu Hwon. Ia mengira Bo Kyung adalah Yeon Woo.
Hwon menunggu kedatangan Yeon Woo. Ia belajar membawa sikap agar terlihat menakjubkan di depan Yeon Woo. Ia bahkan mencoba tersenyum manis.
Seseorang berjalan masuk ke dalam ruangan. Jantung Hwon berdebar kencang. Gadis yang ditunggu-tunggu tiba. Bo Kyung menunduk. Hwon menoleh, namun tidak bisa melihat wajah Bo Kyung.
"Sejak hari itu, aku tidak bisa melupakanmu." ujar Hwon. "Setelah mendengar kalau kau menjadi teman belajar adikku, aku jadi ingin bertemu denganmu lagi."
Hwon meminta gadis itu mengangkat wajahnya. Betapa terkejut Hwon ketika melihat bahwa gadis itu bukan Yeon Woo. Bo Kyung memperkenalkan dirinya saat Hwon bertanya siapa dirinya. Menyadari kasim telah bawa orang, Hwon meminta maaf dan langsung bergegas pulang menemui kasim. Dia kesal pada kasimnya.
Min Hwa dan Yeon Woo membuat gelang. Min Hwa mengatakan bahwa ia ingin memberikan gelang tersebut untuk Yeom. Yeon Woo juga mengatakan kalau dia juga membuat gelang untuk kakaknya. Tapi Min Hwa melarangnya, dia menyarankan agar Yeon Woo memberikan gelangnya pada kakaknya. Yeon Woo pun langsung menolaknya, dia merasa buatannya jelek dan tidak pantas untuk diberikan pada kakaknya Min Hwa.
Bo Kyung masuk ke dalam ruangan dan bergabung bersama mereka. Bo Kyung akhirnya sadar, bahwa mungkin saja gadis yang dimaksud oleh Hwon adalah Yeon Woo.
Hwon mengomeli kasimnya karena menjemput orang yang salah. Kasim bercerita bahwa rupanya Yeon Woo berbohong. Ia kemudian menggambar diagram otak untuk mengetahui jalan pikiran Yeon Woo. Di gambar tersenyum, kasim menggambarkan bahwa Yeon Woo hanya mengingat Hwon setitik saja di otaknya. Hwon sangat kesal.
Saat Hwon dan Bo Kyung keluar dari ruangan tempat pertemuan mereka, seorang dayang tanpa sengaja melihat. Para dayang itu bergosip dan didengar oleh Ratu.
Ratu bicara pada Raja, kemudian memerintahkan orang untuk menangkap kasim. Raja sangat marah pada Hwon. "Karena tindakanmu yang sembrono, anak itu akan menjadi korban peperangan politik! Apa kau mengerti!"
Hwon akhirnya mengakui pada ayahnya kalau ia sudah jatuh cinta pada Yeon Woo, gadis yang juga dicintai oleh Yang Myeong. Raja terdiam sejenak, teringat Yang Myeong. "Aku akan menganggap kalau aku tidak pernah mendengar semua ini." katanya. "Kali ini aku akan melepaskanmu. Tapi jangan buat aku kecewa lagi, kau mengerti?"
Malam itu, Bo Kyung dan Yeon Woo berjalan bersama. Bo Kyung lebih banyak diam dan kelihatan berpikir. Yeon Woo menyapanya dengan menanyakan apakah Bo Kyung terlambat karena kedinginan di tandu dan secara spontan Bo Kyung berteriak marah. Sadar kalau sikapnya salah, ia kembali berpura-pura ramah.
Dia pun mengatakan kalau dia telat karena bertemu dengan putra mahkota. Yeon Woo terkejut. Yeon Woo terdiam, kelihatan sangat terkejut. Bo Kyung juga meminta pada Yeon Woo agar tidak berkata pada siapa-siapa karena ini rahasia.
Dia pun mengatakan kalau dia telat karena bertemu dengan putra mahkota. Yeon Woo terkejut. Yeon Woo terdiam, kelihatan sangat terkejut. Bo Kyung juga meminta pada Yeon Woo agar tidak berkata pada siapa-siapa karena ini rahasia.
Raja dan para pejabat mengadakan pertemuan untuk membicarakan pernikahan Putra Mahkota. Raja ingin mencari Putri Mahkota untuk Hwon.
Hwon memperhatikan tanaman yang diberikan oleh Yeon Woo. Ia sangat penasaran tanaman apakah itu. Hwon bertanya pada kasimnya. Dengan sok taunya, kasim berkata kalau tanaman itu adalah selada. Hwon percaya dan sedih, karena Yeon Woo memberinya selada. Hwon meminta kasimnya membuang tanaman itu.
Hwon memperhatikan tanaman yang diberikan oleh Yeon Woo. Ia sangat penasaran tanaman apakah itu. Hwon bertanya pada kasimnya. Dengan sok taunya, kasim berkata kalau tanaman itu adalah selada. Hwon percaya dan sedih, karena Yeon Woo memberinya selada. Hwon meminta kasimnya membuang tanaman itu.
Hwon dan rombongannya berjalan keluar. Kebetulan mereka berpapasan dengan rombongan Yeon Woo. Hwon menatap Yeon Woo, dan Yeon Woo mendongak sedikit untuk melihatnya. Tanpa berkata apa-apa, Hwon berjalan pergi.
Para peramal istana sedang melakukan persiapan upacara doa. Istana mengadakan acara. Semua keluarga istana, termasuk Yang Myeong ikut serta dalam acara tersebut. Yang Myeong tersenyum senang melihat Yeon Woo.
Tapi mata Yeon Woo hanya tertuju pada Hwon, namun Hwon sama sekali tidak menoleh padanya. Ketika Yeon Woo menunduk untuk melihat gelang yang akan diberikannya untuk Hwon, Hwon melihat ke arahnya. Yang Myeong kelihatan terpukul melihat sikap Hwon dan Yeon Woo.
Yeon Woo sedang asyik melihat pertunjukkan tarian. Tiba-tiba ia mendengar seseorang bicara, "Cepatlah lari." Yeon Woo menoleh mencari asal suara. "Ini bukanlah takdir yang bisa kau hindari." ujar suara itu. "Jangan lagi membuat ikatan dengannya." Yeon Woo terus mencari asal suara. Ia berjalan perlahan masuk diantara orang-orang yang menari. Dan disana, ia melihat Nok Young.
"Sekarang adalah kesempatanmu untuk menghindari takdirmu." ujar Nok Young. "Ketika kau bisa menghindarinya, hindari sebanyak yang kau bisa."
Nok Young menghilang. Yeon Woo berjalan lagi untuk mencari Nok Young. Namun mendadak seseorang yang mengenakan topeng muncul di hadapannya. Yeon Woo berteriak kaget. Si manusia bertopeng menyuruhnya diam, kemudian meraih tangan Yeon Woo dan mengajaknya pergi. Gelang Yeon Woo terjatuh.
Ketika si manusia bertopeng dan Yeon Woo lewat, secara tidak sengaja Yang Myeong melihat mereka. Setelah merasa keadaan aman, si manusia bertopeng membuka topengnya.
Rupanya ia adalah Hwon. Yeon Woo terperanjat. Hwon bertanya pada Yeon Woo, apakah dia tau siapa Hwon. Yeon Woo pun mengatakan kalau Hwon adalah seorang putra mahkota.
Ketika si manusia bertopeng dan Yeon Woo lewat, secara tidak sengaja Yang Myeong melihat mereka. Setelah merasa keadaan aman, si manusia bertopeng membuka topengnya.
Rupanya ia adalah Hwon. Yeon Woo terperanjat. Hwon bertanya pada Yeon Woo, apakah dia tau siapa Hwon. Yeon Woo pun mengatakan kalau Hwon adalah seorang putra mahkota.
Kembang api dinyalakan. Min Hwa tersenyum menatap Yeom. Bo Kyung melihat gelang Yeon Woo di tanah.
"Kau menyuruhku melupakanmu." ujar Hwon. "Kau berharap agar aku melupakanmu, bukan? Maafkan aku. Aku ingin melupakanmu, tapi tidak bisa."
Kembang api terus meledak di langit dan bunga-bunga bertaburan diantara Hwon dan Yeon Woo. Dan tanpa mereka sadari, Yang Myeong berada disana menyaksikan semuanya. Hmmmm,,,,, kesian liat Yang Myeong. Hiks hiks hiks...
No comments:
Post a Comment