"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk mmeberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." Yeremia 29:11
Jangan terlalu cepat menilai sebuah kejadian, karena manusia terbatas untuk mengetahui masa depan. Adalah bijak jika kita mempercayai Tuhan dan bersyukur dalam segala hal, karena Tuhan yang tahu segalanya.
Bertahun-tahun yang lalu di Skotlandia, ada sebuah keluarga yang ingin sekali berlibur ke USA. Mereka adalah keluarga Clark. Ia dan istrinya dengan tekun menabung, agar mereka sekeluarga bisa berlibur ke USA. Setelah beberapa tahun menabung, mereka memperoleh uang yang cukup untuk berlibur. Tuan Clark, istri dan anak-anak mereka sudah mendapatkan paspor, dan kini mereka siap untuk mewujudkan impian bersama, yaitu berlibur ke USA.
Di saat Clark sekeluarga dipenuhi rasa sukacita dan antusiasme yang begitu besar membayangkan liburan, anak mereka yang bungsu digigit oleh seekor anjing. Itu terjadi tujuh hari sebelum keberangkatan mereka. Dokter menjahit bekas gigitan dan memberikan obat kepada si bungsu. Karena khawatir akan kemungkinan terkena rabies, keluarga ini harus menjalani karantina selama empat belas hari.
Impian mereka hancur, mereka tidak bisa berlibur ke Amerika seperti yang sudah direncanakan. Sang ayah dipenuhi rasa kecewa, ia bergegas ke dermaga hanya untuk memandangi keberangkatan kapal pesiar tanpa keluarga Clark. Ia menangis dan mulai menyalahkan anaknya, bahkan Tuhan atas kejadian itu. Lima hari kemudian, tersebar berita tragis di Skotlandia bahwa Kapal Titanic tenggelam. Kapal yang diklaim tidak bisa tenggelam itu ternyata tenggelam. Seharusnya keluarga Clark juga berada di kapal tersebut, tetapi karena anaknya digigit oleh seekor anjing, terpaksa mereka tidak bisa ikut. Ketika Tuan Clark mendengar berita itu, ia memeluk anaknya dan berterima kasih atas kejadian yang membuat mereka tidak jadi berangkat. Ia juga berterima kasih kepada Tuhan yang telah menyelamatkan hidup mereka sekeluarga. Apa yang tadinya dianggap sebagai tragedi, ternyata menjadi berkat bagi keluarga mereka.
Meskipun kita tidak selalu mengerti, semua yang Tuhan izinkan terjadi selalu bertujuan baik. Ingat bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi anak-anakNya. Keterbatasan pikiran kita sebagai manusialah yang seringkali menyebabkan kita menganggap Tuhan tidak adil. Karena itu, kita jangan pernah menilai suatu kejadian dari sisi penilaian manusia. Tuhan lebih mengetahui apa yang baik bagi anak-anakNya. Ia mengetahui apa yang terjadi di masa lampau, masa sekarang, dan di hari esok. Apa yang kita anggap sebagai tragedi atau kemalangan, belum tentu seperti itu. Bisa saja hal itu mendatangkan berkat pada akhirnya, dan kita baru akan mengetahuinya ketika Tuhan merampungkan karyaNya.
Selama kita ada dalam jalan Tuhan, percayalah sepenuhnya pada pemeliharaanNya. Kita perlu belajar dari keyakinan Paulus kepada Tuhan ketika ia berkata, "...karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa ..." 2 Timotius 1:12 source
Jangan terlalu cepat menilai sebuah kejadian, karena manusia terbatas untuk mengetahui masa depan. Adalah bijak jika kita mempercayai Tuhan dan bersyukur dalam segala hal, karena Tuhan yang tahu segalanya.
Bertahun-tahun yang lalu di Skotlandia, ada sebuah keluarga yang ingin sekali berlibur ke USA. Mereka adalah keluarga Clark. Ia dan istrinya dengan tekun menabung, agar mereka sekeluarga bisa berlibur ke USA. Setelah beberapa tahun menabung, mereka memperoleh uang yang cukup untuk berlibur. Tuan Clark, istri dan anak-anak mereka sudah mendapatkan paspor, dan kini mereka siap untuk mewujudkan impian bersama, yaitu berlibur ke USA.
Di saat Clark sekeluarga dipenuhi rasa sukacita dan antusiasme yang begitu besar membayangkan liburan, anak mereka yang bungsu digigit oleh seekor anjing. Itu terjadi tujuh hari sebelum keberangkatan mereka. Dokter menjahit bekas gigitan dan memberikan obat kepada si bungsu. Karena khawatir akan kemungkinan terkena rabies, keluarga ini harus menjalani karantina selama empat belas hari.
Impian mereka hancur, mereka tidak bisa berlibur ke Amerika seperti yang sudah direncanakan. Sang ayah dipenuhi rasa kecewa, ia bergegas ke dermaga hanya untuk memandangi keberangkatan kapal pesiar tanpa keluarga Clark. Ia menangis dan mulai menyalahkan anaknya, bahkan Tuhan atas kejadian itu. Lima hari kemudian, tersebar berita tragis di Skotlandia bahwa Kapal Titanic tenggelam. Kapal yang diklaim tidak bisa tenggelam itu ternyata tenggelam. Seharusnya keluarga Clark juga berada di kapal tersebut, tetapi karena anaknya digigit oleh seekor anjing, terpaksa mereka tidak bisa ikut. Ketika Tuan Clark mendengar berita itu, ia memeluk anaknya dan berterima kasih atas kejadian yang membuat mereka tidak jadi berangkat. Ia juga berterima kasih kepada Tuhan yang telah menyelamatkan hidup mereka sekeluarga. Apa yang tadinya dianggap sebagai tragedi, ternyata menjadi berkat bagi keluarga mereka.
Meskipun kita tidak selalu mengerti, semua yang Tuhan izinkan terjadi selalu bertujuan baik. Ingat bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi anak-anakNya. Keterbatasan pikiran kita sebagai manusialah yang seringkali menyebabkan kita menganggap Tuhan tidak adil. Karena itu, kita jangan pernah menilai suatu kejadian dari sisi penilaian manusia. Tuhan lebih mengetahui apa yang baik bagi anak-anakNya. Ia mengetahui apa yang terjadi di masa lampau, masa sekarang, dan di hari esok. Apa yang kita anggap sebagai tragedi atau kemalangan, belum tentu seperti itu. Bisa saja hal itu mendatangkan berkat pada akhirnya, dan kita baru akan mengetahuinya ketika Tuhan merampungkan karyaNya.
Selama kita ada dalam jalan Tuhan, percayalah sepenuhnya pada pemeliharaanNya. Kita perlu belajar dari keyakinan Paulus kepada Tuhan ketika ia berkata, "...karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa ..." 2 Timotius 1:12 source
No comments:
Post a Comment